utusan allah sebagai pembawa kasih sayang bagi alam semesta adalah
Ujung_Pena Islam adalah agama rahmatan lil 'alamin artinya Islam merupakan agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semua seluruh alam semesta, termasuk hewan, tumbuhan dan jin, apalagi sesama manusia.Sesuai dengan firman Allah dalam Surat al-Anbiya ayat 107 yang bunyinya,
jadisudah jelas islam itu adalah agama kasih sayang,tidak ada anjuran dalam islam yang menunjukkan untuk berbuat keji dan jahat apalagi menjadi teroris. apabila ada orang yang katanya islam,namun berbuat kerusakan dimuka bumi ini,ingatlah!dia bukan muslim yang sebenarnya,dia adalah orang yang memeluk islam namun tidak bisa mengikuti apa yang
Pseudo Féminin Pour Site De Rencontre. Menurut riwayat Ibnu Hibban, jumlah seluruh nabi ada sedangkan rasul sebanyak 313. Dari total tersebut, masing-masing memiliki level kemuliaan yang berbeda satu sama lain, dan nabi yang paling mulia adalah Rasulullah saw. Menurut Imam Fakhruddin ar-Razi, ada sejumlah alasan Nabi Muhammad mendapat predikat paling tinggi. Berikut adalah beberapa sebabnya. Rahmat bagi Alam Semesta Rasulullah saw diutus sebagai rahmat atau kasih sayang bagi semesta alam. Predikat ini tidak dimiliki oleh nabi-nabi pada umumnya. Hal ini ditegaskan dalam firman Allah swt berikut وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ Artinya, “Dan Kami tidak mengutus engkau Muhammad melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.” QS. Al-Ambiya 107 Berkaitan dengan ayat di atas, Imam Ath-Thabari dalam tafsirnya mengutip Ibnu Abbas menjelaskan, Rasullullah diutus sebagai bentuk kasih sayang kepada seluruh umat manusia, baik yang mukmin atau bukan. Bagi orang mukmin, dengan berkat keimanan dan amal perbuatannya mereka akan mendapat balasan surga. Sementara bagi orang yang tidak beriman memperoleh rahmat dalam bentuk tidak mendapat siksa kontan di dunia sebab mengingkari Rasul. Berbeda dengan umat nabi-nabi sebelumnya yang akan langsung mendapat siksa di dunia jika tidak beriman kepada utusan Allah. Imam Ath-Thabari, Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an, tanpa tahun juz XVIII, halaman 552. Namanya Selalu Membersamai Lafal Allah Alasan berikutnya mengapa Nabi Muhammad lebih mulia dibanding nabi-nabi lainnya karena namanya selalu dijejerkan dengan lafdzul jalâlah atau lafal Allah dalam banyak hal, seperti dalam bacaan tasyahud dalam shalat, lafal adzan dan iqamah, tahlil lâ ilâha illallâh muhammadur rasûlullâh, kalimat syahadat, dan sebagainya. Keunggulan ini ditegaskan dalam firman Allah berikut وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَۗ Artinya, “Dan Kami tinggikan sebutan namamu bagimu.” QS. Al-Insyirah 4 Ayat di atas menegaskan bahwa Allah swt telah memuliakan Nabi Muhammad dengan cara membersamai namanya dengan lafdzul jalâlah dalam banyak kesempatan. Menafsiri ayat di atas, Imam Ath-Thabari mengutip hadits riwayat Abu Sa’id al-Khudri yang mengisahkan ketika Malaikat Jibril bertanya pada Nabi, “Bagaimana cara Allah mengagungkan namamu?” Rasul menjawab, “Ketika kau menyebut nama-Nya, maka kau akan menyertainya dengan namaku.” Selalu Disertakan dengan Allah Selain dengan menjejerkan nama, dalam sejumlah ayat Al-Qur’an disebutkan bahwa Allah swt selalu bersama Nabi Muhammad dalam beberapa hal, seperti orang yang taat kepada Rasul berarti otomatis taat kepada-Nya QS. An-Nisa 80, Allah dan Rasul sama-sama memiliki kemuliaan QS. Al-Munafiqun 8, ridha terhadap Allah juga ridha terhadap Rasul QS. At-Taubah 62, dan sebagainya. Pendek kata, penyertaan Allah dengan Rasulullah menunjukkan Nabi Muhammad memperoleh keistimewaan yang tidak dimiliki nabi-nabi lainnya. Beban Dakwah Lebih Besar Rasulullah saw diutus untuk semua manusia, bukan untuk umat tertentu saja. Berbeda dengan nabi-nabi sebelumnya yang hanya diutus untuk berdakwah di kalangan terbatas. Ketika Rasulullah dihadapkan dengan umat secara menyeluruh, otomatis tantangannya lebih besar. Berbeda semisal Nabi Musa, karena ia hanya di utus untuk Bani Israil, paling hanya mendapat perlawanan Fir’aun dan para pengikutnya. Dengan demikian, beban dakwah Nabi Muhammad lebih berat dan sulit dibanding nabi-nabi lainnya. Allah swt menyinggung hal ini dalam firman-Nya وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا كَاۤفَّةً لِّلنَّاسِ بَشِيْرًا وَّنَذِيْرًا وَّلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ Artinya, “Dan Kami tidak mengutus engkau Muhammad, melainkan kepada semua umat manusia sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” QS. Saba 28 Agama Paling Mulia Agama yang dibawa Nabi Muhammad merupakan agama yang paling mulia dibanding agama-agama lainnya. Hal ini disinggung dalam firman Allah swt berikut وَمَنْ يَّبْتَغِ غَيْرَ الْاِسْلَامِ دِيْنًا فَلَنْ يُّقْبَلَ مِنْهُۚ وَهُوَ فِى الْاٰخِرَةِ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ Artinya, “Dan barangsiapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi.” QS. Ali Imran 85 Untuk poin ini Imam Fakhruddin ar-Razi memberi penjelasan, status agama Islam merupakan penghapus atas agama-agama sebelumnya, sehingga agama yang dibawa Rasulullah lebih unggul. Ketika status agama Islam sebagai kebenaran tunggal, maka nabi yang membawanya juga mendapat kemuliaan agung karena ia akan mendapat pahala selama agama ini masih eksis di bumi. Ar-Razi kemudian mengutip hadits berikut مَنْ سَنَّ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَ أَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. وَ مَنْ سَنَّ سُنَّةً سَيِّئَةً فَعَلَيْهِ وِزْرُهَا وَ وِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. رواه البخارى و مسلم Artinya, “Barangsiapa mengadakan sesuatu sunnah jalan yang baik, maka baginya pahala sunnah dan pahala orang lain yang mengerjakannya hingga akhir kiamat. Dan barangsiapa mengerjakan sesuatu sunnah yang buruk, maka atasnya dosa membuat sunnah buruk itu dan dosa orang yang mengerjakannya hingga akhir kiamat.” HR Bukhari dan Muslim. Nabi Terakhir Rasulullah merupakan nabi terakhir dari ratusan ribu nabi yang pernah Allah utus di muka bumi. Dengan statusnya sebagai nabi pemungkas, maka beliau lebih istimewa dan sudah barang tentu lebih mulia dibanding utusan-utusan yang lain. Salah satu dalil yang menyinggung hal ini adalah firman Allah berikut مَا كَانَ مُحَمَّدٌ اَبَآ اَحَدٍ مِّنْ رِّجَالِكُمْ وَلٰكِنْ رَّسُوْلَ اللّٰهِ وَخَاتَمَ النَّبِيّٖنَۗ وَكَانَ اللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا Artinya, “Muhammad itu bukanlah bapak dari seseorang di antara kamu, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” QS. Al-Ahzab 40. Imam Fakhruddin ar-Razi, Tafsir Al-Kabir, 2015 juz III, halaman 174-176. Wallahu a’lam. Ustadz Muhamad Abror, penulis keislaman NU Online, alumnus Pondok Pesantren KHAS Kempek Cirebon dan Ma'had Aly Saidusshiddiqiyah Jakarta
bahasa Indonesia[sunting] Nomina utusan utus + -an , posesif ku, mu, nya; partikula kah, lah, plural utusan-utusan orang yang disuruh ditugasi menyampaikan sesuatu atau menjadi penghubung; kurir; suruhan orang yang diutus; yang ditugasi untuk mewakili; duta orang yang diutus oleh Allah untuk menyampaikan wahyu kepada umat manusia; rasul Nabi Muhammad saw. adalah utusan Allah kepada umat manusia Sinonim Frasa dan kata majemuk Variasi Terjemahan[?] Lihat pula Semua halaman dengan kata "utusan" Semua halaman dengan judul mengandung kata "utusan" Lema yang terhubung ke "utusan" Pranala luar Definisi KBBI daring KBBI V, SABDA KBBI III, Kamus BI, Tesaurus Tesaurus Tematis, SABDA Terjemahan Google Translate, Bing Translator Penggunaan di korpora Corpora Uni-Leipzig Penggunaan di Wikipedia dan Wikisource Wikipedia, Wikisource Ilustrasi Google Images, Bing Images Jika komentar Anda belum keluar, Anda dapat menghapus tembolok halaman pembicaraan ini. Belum ada komentar. Anda dapat menjadi yang pertama lbs Bahasa Indonesia a ° ‧ b ° ‧ c ° ‧ d ° ‧ e ° ‧ f ° ‧ g ° ‧ h ° ‧ i ° ‧ j ° ‧ k ° ‧ l ° ‧ m ° ‧ n ° ‧ o ° ‧ p ° ‧ q ° ‧ r ° ‧ s ° ‧ t ° ‧ u ° ‧ v ° ‧ w ° ‧ x ° ‧ y ° ‧ z ° Kategori Kata Kata dasar Kata berimbuhan Kata ulang Turunan kata Gabungan kata majemuk Frasa Turunan frasa Morfem Imbuhan Prakategorial Morfem terikat Morfem unik Peribahasa/idiom Kiasan/ungkapan Kependekan singkatan dan akronim Bahasa daerah Bahasa asing/serapan Kata dengan unsur serapanKelas kata Adjektiva Adverbia Artikula Interjeksi Interogativa Konjungsi Nomina Numeralia Partikel Preposisi Pronomina VerbaRagam bahasa Arkais tidak lazim / Ejaan lama Cakapan tidak baku / nonformal / variasi Klasik naskah kuno Kasar Hormat Feminin MaskulinBidang ilmu /Leksikon Administrasi dan Kepegawaian Agama Budha Agama Hindu Agama Islam Agama Katolik Agama Kristen Anatomi Antropologi Arkeologi Arsitektur Astrologi Astronomi Bakteriologi Biologi Botani Demografi Ekonomi dan Keuangan Elektronika Entomologi Farmasi Filologi Filsafat Fisika Geografi dan Geologi Grafika Hidrologi Hidrometeorologi Hukum Ilmu Komunikasi Kedirgantaraan Kedokteran dan Fisiologi Kehutanan Kemiliteran Kesenian Kimia Komputer Linguistik Manajemen Matematika Mekanika Metalurgi Meteorologi Mikologi Mineralogi Musik Olahraga Pelayaran Pendidikan Penerbangan Perdagangan idNegasiIndeks Alfabetis Frasa Frekuensi Kiasan Peribahasa Serapan Gambar 206 kata benda dasar Swadesh 207 kata dasar Kata perhentian stopwords RimaImbuhan Nomina -an ke-/ke-an/keber-an/kepeng-an/kese-an/keter-an/ketidak-an pe-/pe-an per-/per-an se-/se-an Adjektiva ter- se- ke- Verba ber-/ber-an/ber-kan me-/me-i/me-kan di-/di-i/di-kan ku-/ku-i/ku-kan kau-/kau-i/kau-kan memper-/memper-i/memper-kan diper-/diper-i/diper-kan kuper-/kuper-i/kuper-kan kauper-/kauper-i/kauper-kan -i -kan Akhiran -ku -mu -nya -kah -lah -tah Sisipan -er-, -el-, -em-, -in- KategoriBahasa Indonesia IndeksBahasa Indonesia ProyekWiki bahasa Indonesia Lampiran bahasa Indonesia Bahasa daerah sebagian atau seluruh definisi yang termuat pada halaman ini diambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia
Apa itu utusan? utusan adalah kata yang memiliki artinya, silahkan ke tabel berikut untuk penjelasan apa arti makna dan maksudnya. Pengertian utusan adalah Kamus Definisi Bahasa Indonesia KBBI ? utusan 1 orang yang disuruh ditugasi menyampaikan sesuatu atau menjadi penghubung; kurir; suruhan; 2 orang yang diutus; yang ditugasi untuk mewakili; duta; 3 orang yang diutus oleh Allah untuk menyampaikan wahyu kepada umat manusia; rasul Nabi Muhammad saw. adalah ~ Allah kepada umat manusia Ternate ? utusan Duta, penguasa setempat yang diutus sultan. Utusan terutama mengurus kepentingan sultan di suatu daerah, seperti memungut upeti, dan sebagainya. Malaysia Dewan ? utusan orang kumpulan orang yg diutus, suruhan, wakil keempat-empat negeri itu ada menyuruh ~ ke negeri Siam; Definisi ? semoga dapat membantu walau kurangnya jawaban pengertian lengkap untuk menyatakan artinya. pada postingan di atas pengertian dari kata “utusan” berasal dari beberapa sumber, bahasa, dan website di internet yang dapat anda lihat di bagian menu sumber. Istilah Umum Istilah pada bidang apa makna yang terkandung arti kata utusan artinya apaan sih? apa maksud perkataan utusan apa terjemahan dalam bahasa Indonesia
Rukun Iman keempat yang harus diimani oleh setiap mukmin adalah beriman kepada para Nabi dan Rasul utusan Allah. Diutusnya Rasul merupakan nikmat yang sangat agung. Kebutuhan manusia terhadap diutusnya Rasul melebihi kebutuhan manusia terhadap hal-hal lain. Untuk itu, kita tidak boleh salah dalam meyakini keimanan kita kepada utusan Allah yang mulia ini. Berikut adalah penjelasan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan iman kepada Nabi dan Kewajiban Beriman Kepada Para RasulTerdapat banyak dalil yang menunjukkan wajibnya beriman kepada para Rasul, di antaranya adalah firman Allah Ta’ala,وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ ءَامَنَ باِللهِ وَالْيَوْمِ اْلأَخِرِ وَالْمَلَئِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّنَ“Akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kiamat, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi” QS. Al Baqarah 177كُلٌّ ءَامَنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا“Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan Rasul-rasul-Nya mereka mengatakan’ Kita tidak membeda-bedakan antara seseorangpun dengan yang lain dan rasul-rasul-Nya’, dan mereka mengatakan “Kami dengar dan kami taat…” QS. Al Baqarah 285Pada ayat-ayat di atas Allah menggandengkan antara keimanan kepada para Rasul dengan keimanan terhadap diri-Nya, malaikat-malaikat-Nya, dan kitab-kitab-Nya. Allah menghukumi kafir orang yang membedakan antara keimanan kepada Allah dan para Rasul. Mereka beriman terhadap sebagian namun kafir tehadap sebagian yang lain Al Irsyaad ilaa shahiihil I’tiqaad, hal 146Pokok-Pokok Keimanan Terhadap Para RasulKeimanan yang benar terhadap para Rasul Allah harus mengandung empat unsur pokok yaituBeriman bahwasanya risalah yang mereka bawa benar-benar risalah yang berasal dari wahyu Allah Ta’ terhadap nama-nama mereka yang kita berita-berita yang shahih dari dengan syariat Rasul yang diutus kepada kita, yaitu penutup para Nabi, Muhammad shalallahu alaihi wa sallaam. Syarhu Ushuuill Iman, hal 34-35Antara Nabi dan RasulSebagian ulama berpendapat bahwa nabi sama dengan rasul. Namun pendapat yang benar adalah nabi berbeda dengan rasul, walaupun terdapat beberapa persamaan. Nabi adalah seseorang yang Allah beri wahyu kepadanya dengan syariat untuk dirinya sendiri atau diperintahkan untuk menyampaikan kepada kaum yang sudah bertauhid. Sedangkan rasul adalah seorang yang Allah beri wahyu kepadanya dengan syariat dan diperintahkan untuk menyampaikan kepada kaum yang menyelisihnya. Nabi dan rasul memiliki beberapa persamaan dan perbedaan. Persamaan Nabi dan Rasul adalah Nabi dan Rasul sama-sama utusan Allah yang diberi wahyu oleh Allah, berdasarkan firman Allah,وَمَآأَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ وَلاَنَبِيٍّ“Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasul pun dan tidak pula seorang nabi…” QS. Al Hajj52. Dalam ayat ini Allah membedakan antara nabi dan rasul, namun menjelasakan kalau keduanya merupakan utusan dan rasul sama-sama diutus untuk menyampaikan dan rasul ada yang diturunkan kepadanya kitab, ada pula yang Nabi dan Rasul Nabi diberi wahyu untuk disampaikan kepada kaum yang sudah bertauhid atau untuk diamalkan bagi dirinya sendiri, sebagaimana dalam sebuah hadist, ”Dan akan datang Nabi yang tidak memiliki satu pun pengikut”. Sedangkan rasul diutus untuk menyampaikan syariat kepada kaum yang mengikuti syariat sebelumnya yang sudah ada, sedangkan Rasul terkadang mengikuti syariat sebelumnya -seperti Yusuf yang diutus untuk kaumnya dengan syariat yang dibawa oleh Ibrahim dan Ya’qub- dan terkadang membawa syariat baru. Diringkas dari Syarh al Aqidah Ath Thahawiyah Syaikh Sholeh Alu Syaikh, hal 227-234Para Nabi dan Rasul Mengajarkan Agama yang SatuSeluruh Nabi mengajarkan agama yang satu, walaupun mereka memiliki syariat-syariat yang berbeda. Allah Ta’ala berfirman,شَرَعَ لَكُم مِّنَ الدِّينِ مَاوَصَّى بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ وَمَاوَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلاَتَتَفَرَّقُوا فِيهِ“Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa, dan Isa yaitu Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya…. ”QS. Asy Syuuraa13يَآأَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَاتَعْمَلُونَ عَلِيمٌ {51} وَإِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاتَّقُونَ {52}“Wahai para rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shaleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Sesungguhnya agama tauhid ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku” QS. Al Mu’minun51-52Nabi shalallahu alaihi wa salaam bersabda, “Sesungguhnya seluruh nabi memiliki agama yang satu, dan para nabi adalah saudara” Muttafaqun alaih.Agama seluruh para Nabi adalah satu, yaitu agama Islam. Allah tidak akan menerima agama selain Islam. Yang dimaksud dengan islam adalah berserah diri kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya, tunduk kepada Allah dengan mentaatinya, dan menjauhkan diri dari perbuatan syirik dan orang-orang musyrik. Al Irsyaad ilaa Shahiihil I’tiqaad hal 159-160.Mendustakan Satu = Mendustakan SemuanyaKewajiban seorang mukmin adalah beriman bahwa risalah para Rasul adalah benar-benar dari Allah. Barangsiapa mendustakan risalah mereka, sekalipun hanya salah seorang di antara mereka, berarti ia telah mendustakan seluruh para rasul. Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala كَذَّبَتْ قَوْمُ نُوحٍ الْمُرْسَلِينَ“Kaum Nabi Nuh telah mendustakan para Rasul” QS. Asy Syu’araa’105Dalam ayat in Allah menilai tindakan kaum Nuh sebagai pendustaan kepada para rasul yang diutus oleh Allah, padahal ketika diutusnya Nuh belum ada seorang Rasulpun selain Nabi Nuh alaihis salaam. Berdasarkan hal ini maka orang-orang Nasrani yang mendustakan Muhammad shallallahu alaihi wa sallam dan tidak mau mengikuti beliau berarti mereka telah mendustakan Al Masih bin Maryam Nab Isa alaihis salaam dan tidak mengikuti ajarannya. Syarhu Ushuulil Iman hal 34-35Mengimani Nama Para RasulTermasuk pokok keimanan adalah kita beriman bahwa para Rasul Allah memiliki nama. Sebagiannya diberitakan kepada kita dan sebagiannya tdak diberitakan kepada kita. Yang diberikan kepada kita seperti Muhanmad, Ibrahim, Musa, Isa, dan Nuh alahimus shalatu wa salaam. Kelima nama tersebut adalah para Rasul Ulul Azmi. Allah Ta’ala telah menyebut mereka pada dua tempat surat di dalam Al Quran yakni surat Al Ahzaab dan As Syuraa,وَإِذْ أَخَذْنَا مِنَ النَّبِيِّينَ مِيثَاقَهُمْ وَمِنكَ وَمِن نُّوحٍ وَإِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ“Dan ingatlah ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi dan dari kamu sendiri, dari Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa bin Maryam…” QS. Al Ahzab7شَرَعَ لَكُم مِّنَ الدِّينِ مَاوَصَّى بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ وَمَاوَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلاَتَتَفَرَّقُوا فِيهِ…“Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa, dan Isa yaitu Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah-belah tentangnya” QS. Asy Syuraa13Adapun terhadap para Rasul yang tidak kita ketahui nama-namanya, kita beriman secara global. Allah Ta’ala berfirman,وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلاً مِّن قَبْلِكَ مِنْهُم مَّن قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُم مَّن لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ“Dan sesungguhnya telah Kami utus bebrapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada pula yang tidak Kami ceritakan kepadamu” QS. Al Mukmin78. Syarhu Ushuulil Iman,hal 35Para Rasul Pemberi Kabar Gembira Sekaligus Pemberi PeringatanAllah mengutus para Rasul untuk menyampaikan kabar gembira sekaligus memberikan peringatan. Ini merupakan salah satu dari hikmah diutusnya para rasul kepada manusia. Maksud menyampaikan kabar gembira adalah menyebutkan pahala bagi orang yang taat, sekaligus memberikan peringatan kemudian mengancam orang yang durhaka dan orang kafir dengan kemurkaan dan siksa Allah. Allah Ta’ala berfirman,رُّسُلاً مُّبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ لِئَلاَّ يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللهِ حُجَّةُُ بَعْدَ الرُّسُلِ وَكَانَ اللهُ عَزِيزًا حَكِيمًا“Mereka Kami utus selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar tidak ada lagi alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu” QS. An Nisaa’ 165.Ayat ini merupakan dalil bahwa tugas para Rasul ialah memberikan kabar gembira bagi siapa saja yang mentaati Allah dan mengikuti keridhaan-Nya dengan melakukan kebaikan. Dan bagi siapa yang menentang perintah-Nya dan mendustakan para rasul-Nya akan diancam dengan hukum dan siksaan. Husuulul Ma’muul bi Syarhi Tsalaatsatil Ushuulhal 195-196Nuh yang Pertama, Muhammad PenutupnyaTermasuk keyakinan Ahlus sunnah adalah beriman bahwasanya Rasul yang petama diutus adalah Nuh alaihis salaam dan yang terkhir adalah Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Dalil yang menunjukkan bahwa Nuh adalah Rasul pertama adalah firman Allah,إِنَّآأَوْحَيْنَآإِلَيْكَ كَمَآأَوْحَيْنَآإِلَى نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِن بَعْدِهِ“Sesungguhnya Kami telah memberkan wahyu kepadamu sebagaman Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya…” An Nisaa’163Para ulama berdalil dengan ayat ini bahwa Nuh adalah rasul pertama. Sisi pendalilannya adalah dari kalimat “dan nabi-nabi yang kemudiannya”. Jika ada rasul sebelum Nuh tentunya akan dikatakan dalam ayat dalil dari sunnah adalah sebuah hadist shahih tentang syafa’at, ketika manusia mendatangi Nabi Adam untuk meminta syafaat, beliau berkata kepada mereka, “Pergilah kalian kepada Nuh, karena ia adalah rasul pertama yang diutus ke muka bumi”. Maka mereka pun mendatangi Nuh dan berkata “engkau adalah rasul pertama yang diutus ke bumi…” Muttafaqun alaihi. Hadist ini merupakan dalil yang paling kuat menunjukkan bahwa Nuh adalah rasul pertama. Dan Nabi Adam sendiri menyebutkan bahwa Nuh sebagai Rasul pertama di atas muka bumi. Husuulul Ma’muul bi Syarhi Tsalaatsatil Ushuulhal 196-197Sedangkan Rasul yang terakhir adalah Muhammad sholallahu alaihi wa salaam. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ مُحَمَّدٌ أَبَآ أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلَكِن رَّسُولَ اللهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمًا“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kalian, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup para Nabi. Dia adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” QS. Al Ahzab40.Rasulullah sholallahu alaihi wa salaam bersabda, “Aku adalah penutup para Nabi, dan beliau berkata ’ Tidak ada Nabi sesudahku”. Hal ini melazimkan berakhirnya diutusnya para Rasul, karena berakhirnya yang lebih umum yakni diutusnya Nabi melazimkan berakhirnya yang lebih khusus yakni diutusnya Rasul. Makna berakhirnya kenabian dengan kenabian Muhammad yakni tidak adanya pensyariatan baru setelah kenabian dan syariat yang dibawa oleh Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Al Irsyaad ilaa Shahiihil I’tiqaad hal 173. Buah Manis Iman yang Benar Terhadap Para RasulKeimanan yang benar terhadap para Rasul Allah akan memberikan faedah yang berharga, di antaranya adalahMengetahui akan rahmat Allah dan perhatian-Nya kepada manusia dengan mengutus kepada mereka para Rasul untuk memberi petunjuk kepada merka kepada jalan Allah dan memberikan penjelasan kepada mereka bagaimana beribadah kepada Allah karena akal manusia tidak dapat menjangkau hal kepada Allah atas nikmat yang sangat agung para Rasul,, mengagungkan mereka , serta memberikan pujian yang layak bagi mereka. Karena mereka adalah utusan Allah Ta’ala dan senantiasa menegakkan ibadah kepada-Nya serta menyampaikan risalah dan memberikan nasehat kepada para hamba. Syarhu Ushuuill Iman hal 36Semoga Allah Ta’ala senantiasa menetapkan hati kita kepada keimanan yang benar. Washolallahu alaa Nabiyyina RujukanSyarhu Ushuulil Iman. Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin. Penerbit Daarul Qasim. Cetakan pertama 1419 HAl Irsyaad ilaa Shahiihil I’tiqaad. Syaikh Sholih Al Fauzan Penerbit Maktabah Salsabiil Cetakan pertama tahun Syuruuh al Aqidah at Thahawiyah. Penerbit Daarul Ibnul Jauzi cetakan pertama tahun Ma’muul bi Syarhi Tsalaatsatil Maktabah ar Rusyd, Riyadh. Cetakan pertama 1422H/ Abu Athifah Adika MianokiMuroja’ah TuasikalArtikel
Nabi Muhammad saw. memperoleh gelar ”al-Amín”, artinya orang yang dapat dipercaya. Beliau mendapat gelar tersebut karena bersikap jujur dan dapat dipercaya. Beliau juga sayang terhadap anak, keluarga, orang tua dan masyarakat, serta peduli terhadap lingkungan. Nabi Muhammad saw. sebagai pembawa rahmat bagi alam semesta. Artinya, ajaran beliau untuk kebaikan manusia hidup di dunia dan di akhirat. Abu Bakar memiliki sifat lemah lembut, sabar, pantang menyerah, berwibawa, dermawan, adil dan bijaksana, serta suka bermusyawarah. Umar bin Khattab memiliki sifat cerdas, tegas, pemberani , berwibawa, sederhana, bijaksana, bermusyawarah, dan sangat mengutamakan kepentingan rakyat. Usman bin Affan memiliki sifat santun, sabar, dermawan, adil, sederhana, dan sangat saleh. Ali bin Abi Thalib memiliki sifat tegas, cerdas, adil, pandai, sabar dan tabah; sangat membela kebenaran, sangat pemberani. A. Kejujuran dan Kasih Sayang Rasulullah saw. 1. Nabi Muhammad saw. ”al-Amin ” Nabi Muhammad saw. terkenal sangat jujur. Pada saat Nabi Muhammad saw. bersama-sama dengan orang-orang Quraisy diminta untuk memperbaiki Ka’bah. Bangsa Quraisy berselisih tentang siapa yang mendapatkan kehormatan untuk meletakkan Hajar Aswad ke tempatnya semula. Rasulullah meletakan Hajar Aswad di tengah-tengan selendang dan meminta seluruh pemuka kabilah yang berselisih untuk memegang ujung-ujung selendang itu. Mereka kemudian mengangkat Hajar Aswad itu bersama-sama. Setelah mendekati tempatnya, Rasulullah saw-lah yang kemudian meletakkan Hajar Aswad tersebut. Para sahabat dan pengikutnya sangat menghormati dan mencintai beliau sehingga beliau diberi gelar ”al-Amin”, artinya orang yang dapat dipercaya. 2. Kasih Sayang Rasulullah saw. terhadap Anak, Keluarga, Orang Tua, dan Masyarakat Pada zaman Jahiliyah, penduduk Mekah tidak menghargai anak perempuan. Namun, Nabi Muhammad saw. justru menggendong putrinya Fatimah yang masih balita sambil Tawaf – mengelilingi Ka’bah. Rasulullah saw. juga menyayangi cucunya yang bernama Hasan dan Husein. Sebagaimana dikisahkan dalam hadis beliau yang artinya berikut ini. ”Nabi Muhammad saw. mencium cucunya Hasan bin Ali sedangkan di dekat beliau ada Aqra’ bin Hābis. Aqra’ berkata ”Aku mempunyai sepuluh anak, tetapi aku tidak pernah mencium seorang pun di antara mereka.” Mendengar hal itu, Rasulullah saw. memandang Aqra’ lalu bersabda "Barangsiapa tidak mau berbelas kasih, maka ia tidak akan mendapatkan belas kasih.” al-Bukhari dan Muslim. Rasulullah saw., mengajarkan pula untuk hormat kepada orang tua seperti dalam hadis yang artinya berikut ini. ”Aku Ibnu Mas’ud pernah bertanya kepada Nabi saw. ... ”Amal apakah yang paling disukai oleh Allah Swt.?” Nabi saw. bersabda ”Mengerjakan salat tepat pada waktunya.” Aku bertanya lagi ”Kemudian apa?” Nabi saw. menjawab ”Berbaktilah kepada kedua orang tua.” Aku kembali bertanya ”Lalu apa lagi?” Nabi saw. menjawab ”Jihad fisabilillah.” al-Bukhari dan Muslim. Rasulullah saw. tidak pernah menyakiti hati orang lain. Hal itu dapat dibuktikan dalam hadis beliau yang artinya ” Barangsiapa yang beriman kepada Allah Swt. dan Hari Akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” al-Bukhari dan Muslim. 3. Kepedulian Rasulullah saw. terhadap Lingkungan Kepedulian Rasulullah saw. terhadap lingkungan hidup tercermin pada perilaku beliau antara lain, sebagai berikut. Nabi Muhammad saw. sangat hemat dalam mempergunakan air; itu dibuktikan pada anjuran beliau agar tidak berlebihan dalam pemakaian air dalam berwudu’. Nabi Muhammad saw. mengajarkan agar tidak melakukan kerusakan di muka bumi ini. 4. Nabi Muhammad saw. sebagi Pembawa Rahmat bagi Alam Semesta Nabi Muhammad saw. diutus oleh Allah Swt. sebagai Rahmatan lil Ălamín atau sebagai pembawa kasih sayang bagi alam semesta ini. Tujuan dakwah Nabi Muhammad saw. adalah untuk mengubah keadaan masyarakat Jahiliyah menjadi masyarakat yang sejahtera berdasarkan agama Tauhid, yaitu agama yang menyakini bahwa Allah Swt. Nabi Muhammad saw. selain mengajak kaumnya untuk mengutamakan kemurnian aqidah dan selalu menyembah Allah Yang Maha Esa. Beliau juga menanamkan akhlak terpuji yang membawa kebaikan manusia hidup di dunia hingga akhirat. Ketika beliau dan pengikutnya hijrah ke Kota Madinah adalah beliau mampu menanamkan sikap persaudaraan antara kaum pendatang Muhajirin dengan kaum Ansar sehingga mereka saling menolong untuk menciptakan daerah yang tertib dan aman. B. Kepemimpinan Sahabat Rasulullah saw 1. Kepemimpinan Abu Bakar Abu Bakar adalah khalifah pertama setelah Nabi Muhammad saw. wafat. Beliau dilahirkan pada tahun 571 M. Nama lengkap beliau adalah Abdullah bin Abi Khuafah at-Taimi. Gelar Abu Bakar diberikan oleh Nabi Muhammad saw. karena ia adalah paling cepat masuk Islam. Gelar as-Siddiq diberikan karena ia selalu membenarkan Nabi Muhammad saw. dalam berbagai peristiwa, terutama membenarkan peristiwa Isra dan Mi’raj. Abu Bakar memimpin dari tahun 632 M sampai dengan 634 M. Dalam menentukan keputusan, beliau selalu mengajak para sahabat untuk bermusyawarah. Beliau selalu membantu rakyat yang kekurangan. Untuk kesejahteraan rakyatnya, beliau mendirikan Baitul Mal, yaitu suatu lembaga yang mengurusi kas dan keuangan negara 2. Kepemimpinan Umar bin Khattab Umar bin Khattab adalah khalifah kedua setelah Abu Bakar. Umar bin Khattab mempunyai nama lengkap Umar bin Khattab bin Abdul Uzza. Umar bin Khattab menjadi khalifah sejak tahun 634 M sampai dengan 644 M. Beliau seorang pemberani, jujur, adil, tegas, bijaksana dan bertanggung jawab terhadap rakyatnya. Beliau juga seorang pemimpin yang hidup sederhana dan suka bermusyawarah. Pada masa pemerintahannya, Umar bin Khattab dikenal sebagai pribadi yang sederhana dan bertanggung jawab. Jasa Khalifah Umar bin Khattab yang sampai saat ini kita rasakan adalah penetapan kalender Hijriyah atau penetapan tanggal 1 Muharam sebagai Tahun Baru Hijriyah. 3. Kepemimpinan Usman bin Affan Khalifah Usman bin Affan memerintah selama dua belas tahun atau dari tahun 644 sampai dengan 656 M. Beliau dikenal sebagai orang kaya dan dermawan. Di masa pemerintahannya, Usman bin Affan melakukan kodifikasi menyusun atau membukukan kitab al–Quran karena beliau khawatir akan terjadi perbedaan al–Quran. Beliau membentuk panitia penyusunan al–Quran yang diketuai oleh Zaid bin Sabit dengan anggotanya Abdullah bin Zubair dan Abdurrahman bin Haris. Panitia tersebut bertugas menyalin ulang ayat-ayat al–Quran dalam sebuah buku yang disebut Mushaf dan diperbanyak 4 empat buah exemplar. Satu buah disimpan di Madinah yang disebut Mushaf al-Imam atau Mushaf Usmani, empat buah lainnya dikirim ke Mekah, Suriah, Basrah dan Kufah. Di samping itu, beliau juga merenovasi Masjid Nabawi di Kota Madinah, dengan cara memperluas dan memperindah bentuknya. 4. Kepemimpinan Ali bin Abi Thalib Ali bin Abi Thalib adalah salah seorang khulafaurrasyidin yang terakhir. Ali merupakan anak dari paman Rasulullah saw., yaitu Abu Thalib yang selalu membela dakwah Nabi Muhammad saw.. Ali bin Abi Thalib adalah seorang yang pemberani yang dibuktikan Ali ketika harus menggantikan tidur Rasulullah saw.. Masa pemerintahan Ali kurang lebih selama lima tahun 656-661 M. Ali bin Abi Talib juga seorang pemimpin yang peduli terhadap pendidikan. Beliau mendirikan beberapa madrasah untuk tempat belajar anak-anak. Dalam menjalankan roda pemerintahan, Ali bin Abi Thalib mengharuskan pegawainya jujur, cakap, dan bertanggung jawab. Beliau juga memajukan bidang Ilmu Bahasa, serta mengembangkan bidang pembangunan, terutama di Kota Kufah sebagai pusat Ilmu Tafsir, Ilmu Hadis, Ilmu Nahwu dan ilmu pengetahuan lainnya. Materi Diskusi ”Gunawan dan Budi adalah teman akrab. Namun, keduanya memiliki sifat yang bertolak belakang. Gunawan suka menolong siapa saja, bahkan ia rela berhari-hari tidak jajan di kantin asalkan bisa menolong orang. Budi sebaliknya, ia sangat kikir. Meskipun tiap hari orang tuanya memberi uang jajan, namun Budi jarang membelanjakannya. Ia lebih suka jika temannya membelikan makanan atau minuman gratis untuknya.” Sikap gunawan yang suka menolong siapa saja sangat bagus dan dapat dijadikan contoh, sedangkan sifat budi yang kikir dan lebih senang jika ditraktir teman sebaiknya jangan ditiru.
utusan allah sebagai pembawa kasih sayang bagi alam semesta adalah